Senin, 16 Januari 2012

Meningkatkan Manfaat Buku Sekolah Elektronik untuk Pengguna

. Buku merupakan salah satu syarat untuk ketercapainya tujuan pendidikan. Karena pentingnya fungsi buku bagi institusi pendidikan, dalam hal ini guru dan siswa, diperlukan jaminan atas tersedianya buku. Di sisi lain, harga buku cenderung terus menaik sehingga guru dan siswa sangat terbebani.

Depdiknas menanggapi kondisi tersebut dengan melakukan beberapa hal. Pertama, membeli hak cipta buku-buku pelajaran yang memiliki kualitas tinggi . Kedua, buku-buku yang hak ciptanya telah dibeli (lebih dari 407 buku) disajikan bagi masyarakat secara cuma-cuma dalam bentuk buku elektronik yang dapat diunduh dari situs http://unibisnis.com  memastikan bahwa setiap tahunnya jumlah buku terus meningkat.Ketiga, pemerintah mengecamkan peraturan tentang penggunaan BSE cuma-cuma sebab buku tersebut meliputi buku mata pelajaran yang diajarkan di sekolah.

Jadi, peluncuran buku sekolah elektronik (BSE) cuma-cuma merupakan anggapan pemerintah untuk menjamin ketersediaan buku yang murah, terjangkau, dan berkualitas. Kebijakan tersebut memberikan manfaat bagi institusi pendidikan, khususnya guru dan siswa.

Tapi, masih banyak juga yang belum bisa merasakan manfaatnya karena berbagai hal. Kendala yang paling utama adalah kurang maksimalnya manfaat BSE cuma-cuma yang kurang berkompeten di bidang IT (unskillfull), dan asumsi salah masyarakat.

Berkaca pada faktor-faktor tersebut, Depdiknas semestinya mengecamkan kebijakan pendukung. Pertama, jika sasaran utama pengguna BSE cuma-cuma adalah institusi pendidikan, guru dan siswa, kebijakan pendukung harus diorientasikan bagaimana memberdayakan mereka agar mampu menggunakan fasilitas tersebut.

Untuk itu, pemerintah harus menyosialisasikan adanya fasilitas BSE cuma-cuma kepada institusi pendidikan di Indonesia secara keseluruhan. Selain sosialisasi, pemerintah perlu mendidik dan melatih guru atau stakeholder untuk dapat memanfaatkannya. Mereka yang telah terpelajar dimintai agar bisa menyebar luaskan  informasi dan kemampuan yang didapatnya ke daerah masing-masing.

Kedua, pemerintah harus mempromosikan keuntungan BSE cuma-cuma Guru dan orang tua siswa yang berasumsi bahwa kualitas BSE cuma-cuma kurang bagus sebab hanya proyek mungkin diakibatkan adanya misinformation. Pemerintah harus merekomendasikan institusi pendidikan untuk menggunakan BSE cuma-cuma sebagai sumber yang paling utama.

Ketiga, jika BSE cuma-cuma yang dikeluarkan pemerintah disediakan melalui jaringan internet dan dapat diunduh secara online, pemerintah harus dapat menjamin institusi pendidikan memiliki fasilitas cukup. Dengan kata lain, jika jaringan internet merupakan prasyarat untuk dapat menggunduh BSE cuma-cuma , pemerintah harus menjamin ketersediaan jaringan internet.

Keempat, bila tidak memungkinkan disetiap sekolah memiliki fasilitas jaringan internet, kebijakan pemerintah daerah mutlak diperlukan. Departemen pendidikan di tingkat daerah dapat memfasilitasi institusi pendidikan yang tidak memiliki jaringan internet, bahkan komputer, dengan mengunduhkan BSE cuma-cuma tersebut, lalu memformatnya dalam bentuk CD/DVD atau mencetaknya menjadi buku dan mendistribusikannya ke sekolah-sekolah di daerahnya. (soe)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar